Page 47 - Iklim Komunikasi Organisasi
P. 47
menolak prinsip-prinsip atau mekanisme yang dibangun dalam
media massa yang terwadahi sebagai lembaga penyiaran publik.
Dalam pandangan Habermas, media massa penyiaran
komersial telah menyebabkan informasi sebagai komoditas dan
jauh dari kepentingan publik secara luas. Media penyiaran
komersial dalam arti tertentu tidak dapat menjadi sarana
terbangunya wialyah publik secara adil, terbuka dan demokratis
sebagaimana yang dimuat dalam konsep public sphere. Hal ini
memang karena Habermas mengandaikan media massa sebagai
media sebagaimana idealnya public sphere. Dan teori ini yang pad
akhirnya dikritik oleh (lihat Thompson, 1983). Bagi Thomson,
konsep Habermas tersebut terlalu mengidealisasikan dan
meromantisir dunia yang sangat elit dan dunia laki-laki, juga terlalu
menekankan pers kelas pekerja yang radikal (Curran dan Seaton,
1983).
Dengan demikian, Habermas juga terlalu pesimistik dalam
menilai kemajuan media massa. Koran, radio, televisi pada masa
itu jelas mengadakan forum untuk diskusi mengenai isue-isue yang
menjadi perhatian umum. Diskusi tersebut melibatkan orang-orang
berpengetahuan, tertarik dan dapat berbicara mewakili kepentingan
sosial yang lebih luas dan yang mempunyai potensial pengaruh
politik. Habermas juga terlalu memberikan perhatian berlebih pada
berita politik dalam public sphere dan membesar-besarkan
kecurangan-kecurangan yang ditimbulkan komersialisasi media
massa pada abad 19 dan 20-an. Dimana nilai-nilai tersebut telah
ditinggalkan sedemikian rupa oleh lemabag penyiaran yang bersifat
komersial (swasta).
Lalu bagaimana dengan penyiaran publik? Apakah
habermas sependapat dengan konsep yang ditawarkan dalam
penyiaran publik? Dan apakah penyiaran publik dalam arti tertentu
merupakan wadah dari public sphere? Atau dalam pengertian lain
penyiaran publik merupakan sarana media yang dianggap dapat
menjadi dan membangun public sphere saat ini? Dalam menjawab
40 Iklim Komunikasi Organisasi