Page 131 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 131
peringatan kelahiran Nabi Muhamad. Apabila dalam kisah kelahiran ini
diungkapkan: selamat datang, ada kebiasaan para hadirin berdiri sebagai
tanda penghormatan kepada Nabi. Kaum modernis menemukan bahwa
Nabi tidak pernah menghendaki bila orang berdiri di depannya. Karena
itu mereka tidak akan berdiri apabila hanya untuk menyebut nama Nabi.
Juga mengenai sejarah Maulud yang berulang kali muncul
dalam sejarah Islam, banyak diperdebatkan. Pada abad XIX muncul
konfl kalanga orang-ora Ara ya tingga Jawa Mereka
mempertanyakan apakah mereka itu keturunan Sayid atau bukan Sayid.
Selanjutnya kelompok modern tidak mau melakukan penghormatan di
tempat-tempat suci. Jadi Islam modernis tidak mau berdoa di makam
suci. Mereka juga menolak persaudaraan mistik ummat Islam yang ada
di beberapa tempat.
C. Wafatnya Ahmad Dahlan
Haji Ahmad Dahlan, ketua pengurus pusat Muhammadiyah dan penasehat
Centraal Sarekat Islam setelah dikabarkan sakit untuk beberapa lama, wafat
pada 23 Februari 1923. Menurut Soerabajasch Handelsblad, almarhum Haji
Dahlan adalah sosok yang terkenal dalam pergerakan Hindia, yang dikenal
dengan tindakannya yang lunak; gerakan Islam yang dipimpinnya selalu
diupayakan agar terbebas dari kecenderungan politik. Muhammadiyah
tetap menjadi organisasi sosial Islam dan membawa banyak manfaat; atas
desakannya, sekretarisnya Haji Fachrodin telah dikirim ke Jeddah untuk
memahami perbuatan para jemaah haji di atas kapal-kapal haji. Haji
Fachrodin diminta untuk membuat laporan tentang hal tersebut.
Banyak kesalahan yang bisa diperbaiki. Berkat campur tangan
Haji Dahlan, jemaah haji wanita bisa diperiksa oleh para dokter wanita
sebelum menaiki kapal. Salah satu keluhan terbesar, yakni bahwa mereka
diperiksa oleh dokter pria asing, yang tidak beragama Islam. Berkat upaya
Ahmad Dahlan permasalahan tersebut dapat diatasi. Di bawah pimpinan
K.H. Ahmad Dahlan [129]