Page 126 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 126

Hadji Ahmad Dahlan menganut ajaran agama Islam modern,  memiliki
                       kepribadian yang sangat damai, yang berbeda dengan ummat Islam yang
                       memandang setiap non-Muslim sebagai lawan. Dari pandangan terakhir
                       ini bisa dilihat sejumlah contoh dan tipe dari  orang Batavia yang tampil
                       sebagai haji, yang melewatkan malam-malamnya dalam pertemuan agama
                       dibandingkan dengan seorang Islam yang tidak sholeh. Orang yang tidak
                       sholeh itu akan dicap sama dengan hewan berkaki empat. Sikap radikal
                       ini pada ummat Islam begitu besar seperti halnya terjadi  pada banyak
                       orang Kristen. Mereka jarang saling berkomunikasi. Kenyataan tentang
                       dominasi atas suatu bangsa yang mayoritas Islam oleh kelompok Kristen
                       minoritas memunculkan permasalahan tersendiri yang diungkapkan
                       dengan kebencian yang naïf  sebagai akibat kondisi tersebut.
                          Sudah dapat diduga bahwa pembentukan suatu bangsa dengan ummat
                       Islam, Kristen dan Buda yang bisa hidup saling berdampingan dihambat
                       oleh kenyataan adanya pengikut yang besar dari agama tertentu.  Oleh
                       karena itu untuk masa depan, yang penting adalah arah Muhammadiyah
                       yang damai dan memberikan hak kepada pemeluk agama lain dan tidak
                       terlalu menonjolkan Islam.  Islam versi Haji Dahlan adalah agama yang
                       dianut di suatu negara  yang dihuni oleh banyak non-Muslim tanpa
                       memberikan dorongan atau kekhawatiran pada minoritas. Pertumbuhan
                       organisasinya sangat dihargai dan bantuan bagi organisasinya oleh orang-
                       orang bumi putera yang mengharapkan adanya bangsa yang terstruktur
                       dengan rapi menjadi faktor utama untuk mencapai keinginan mereka.
                          Muhammadiyah berjalan dengan tenang tanpa mengganggu kondisi
                       keamanan yang saat itu telah terjamin, mempunyai sarana  yang diatur
                       dengan baik, meskipun pada saat itu tampaknya kasnya tidak terlalu
                       besar dan orang menanti terpenuhinya janji yang disampaikan pada
                       setiap rapat tahunan untuk kembali mendapatkan sarana yang lebih
                       banyak. Pada akhir Maret 1923 kongres diadakan. Saat itu disesalkan
                       bahwa Haji Dahlan, setelah sakit lama, menghadap kepada Tuhannya
                       dan organisasi itu kehilangan sosok pimpinannya.



               [124]    K.H. Ahmad Dahlan
   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131