Page 122 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 122
pendidikan Kristen. Di mana-mana mereka mendirikan HIS dan sekolah
bumi putera dengan dasar Al Qur’an. Di kota Yogyakarta kursus
petang dan sore diselenggarakan untuk kaum muda. Tujuannya adalah
mengajarkan pengetahuan Islam kepada mereka. Apa yang berlaku
di Yogyakarta juga berlaku di tempat-tempat lain di Jawa Tengah,
meskipun pada saat itu belum dirinci secara lebih mendalam. Selain
dengan pengajaran tentang Islam bagi kaum muda, juga diselenggarakan
ceramah untuk memperkuat iman Islam bagi kalangan penduduk bumi
putera.
Jumlah tulisan tentang Islam jauh lebih banyak daripada yang diduga.
Pada umumnya terbitan itu mendapatkan banyak sambutan. Suatu
senjata ampuh yang dimiliki ummat Islam adalah bila terjadi perpecahan
di kalangan ummat Kristen. Ummat Islam memiliki satu Tuhan, satu
nabi, satu ajaran. Sementara, orang Kristen mereka anggap memiliki
tiga Tuhan, banyak sekte dan banyak aliran pembaharu. Yang menarik
adalah bahwa dalam ceramah Ahmad Dahlan terdapat permintaan
agar orang Jawa menghadap seorang Theolog Eropa untuk meminta
penjelasan tentang iman Katolik. Semakin banyak perbedaan antara
pandangan orang Protestan dan Katolik, semakin tajam pertentangan di
antara mereka yang akan berdampak pada semakin kuat persatuan Islam.
Dalam kongres Sarekat Islam pada 1916 yang diselenggarakan di
alun-alun Yogyakarta, hanya ummat Islam dan undangan saja yang
diizinkan untuk mengikutinya. Kongres ini membahas tentang rencana
mendirikan sekolah guru bagi guru agama Islam. Menurut Ketua
Syarekat Islam Tjokroaminoto, kongres ini dibatasi karena hanya
denga umma Isla diskus dapa dilakuka membahas filsafa
agama Islam. Ahmad Dahlan mendapatkan kesempatan bicara setelah
Abdoel Ahmad, wakil dari Padang. Ahmad Dahlan hanya bicara singkat
dengan menunjukkan bahwa Qur’an tidak melarang ummatnya untuk
mempelajari pengetahuan.
[120] K.H. Ahmad Dahlan