Page 125 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 125
langsung dan cepat. Melalui organisasi ini muncul koran dan/atau
majalah yang sekaligus merupakan terompet organisasi. Dampak dari
munculnya koran dan majalah milik organisasi ini memiliki peranan
yang sangat besar dalam mempengaruhi pergerakan organisasi yang
lebih besar. Hal ini terbukti tatkala para tokoh Sarekat Islam kembali
mengungkapkan aspek agama pada organisasi ini dan pada prinsipnya
menuntut pengusiran orang-orang komunis dari pengikut Sarekat Islam
dengan dalih tidak adanya unsur keagamaan pada Marxisme.
Bercermin dari gerakan Turki Muda, gerakan yang bersifat
keagamaan maju dengan pesatnya, disertai dengan munculnya pandangan-
pandangan modern tentang Islam. Organisasi Muhammadiyah yang
didirikan oleh Haji Ahmad Dahlan yang wafat pada Jumat 23 Februari
1923, memainkan peranan penting daam perkembangan Islam modern di
Yogyakarta. Hal ini tampak jelas dengan didirikannya sekolah keagamaan
pertama yang dikelola olah Muhammadiyah. Sejak awal Dahlan menjadi
penasehat Sarekat Islam Yogyakarta dan melalui tindakannya yang tegas
dan terarah, idenya muncul pada rapat-rapat Sarekat Islam di Pakualaman
dan juga di kalangan para utusan Centraal Sarekat Islam yang dibentuk
pada rapat-rapat tersebut.
Kiai Haji Dahlan tampil sebagai sosok dengan pandangan agamanya
yang modern, suatu pandangan yang dapat dijumpai juga di kalangan
pengikut Turki Muda. Dia mampu bertahan karena didorong oleh
semangatnya yang terus menerus konsisten yang diterima juga oleh
tokoh gerakan rakyat yang menggunakan Islam sebagai sarana terdepan
dalam propagandanya. Orang-orang yang berpandangan modern ini
memahami benar bahwa tidak mungkin ada kehidupan bersama sekarang
ini tanpa pandangan bebas terhadap aturan-aturan yang dimaksudkan.
Tidak mungkin agama bisa bertahan apabila cara memandangnya terlalu
sempit. Harap diingat bahwa Ajaran Kristen, hukum Kanonik Gereja,
juga menerapkan kondisi modern dan disesuaikan dengan perkembangan
zaman.
K.H. Ahmad Dahlan [123]