Page 190 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 190
4. Siti Aisyah lahir pada tahun 1905.
5. Irfan Dahlan lahir pada tahun 1907.
6. Siti Zuharah lahir pada tahun 1908.
Setelah mendirikan organisasi Muhammadiyah, Kyai Haji Ahmad Dahlan
menikah lagi dengan tiga orang perempuan. Isteri kedua Kyai Haji Ahmad
Dahlan adalah R.A.Y Soetidjah Windyaningrum yang dikenal dengan nama
Nyai Abdulah. Akad nikah dalam pernikahan tersebut dipimpin langsung
oleh kakak dari Siti Walidah.
Pernikahan Ray Soetidjah Windyaningrum dengan Kyai Haji Ahmad
Dahlan didasari oleh permintaan dari keraton, sebagai abdi dalem keraton
Kyai Haji Ahmad Dahlan tidak bisa menolaknya. Pernikahan tersebut juga
menjadi tanda bahwa Sultan merestui usaha-usaha pembaharuan yang sedang
dilakukannya.
Pernikahan keduanya tidak berlangsung lama karena Nyai Abdullah
kemudian diceraikan. Proses perceraian kedua pasangan ini sangat unik
karena dilakukan melalui surat yang dititipkan melalui kakak Siti Walidah.
Pernikahan Kyai Haji Ahmad Dahlan dengan Nyai Abdullah dikaruniai
seorang putra bernama R. Dhurie.
Pernikahan Kyai Haji Ahmad Dahlan berikutnya dilakukan atas
permintaan sahabatnya Kyai Munawar dari Krapyak, Yogyakarta. Ia
mengharapkan Kyai Haji Ahmad Dahlan bersedia menikah dengan adiknya,
Nyai Rum. Pernikahan ini bertujuan untuk memperkokoh kerjasama antara
organisasi Nahdlatul Ulama dan Muhamadiyah.
Saat mengadakan dakwah di Cianjur Kyai Haji Ahmad Dahlan juga
diminta untuk menikahi Nyai Aisyah adik penghulu ajengan atau penghulu
bangsawan. Penghulu ajengan menginginkan agar keturunan Kyai Haji
Ahmad Dahlan ada yang tinggal di wilayah Cianjur untuk meneruskan
dakwahnya. Pernikahan keempat ini menghasilkan seorang putri bernama
Siti Dandanah.
Kyai Haji Ahmad Dahlan sangat memahami bahwa poligami akan sangat
[188] K.H. Ahmad Dahlan