Page 194 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 194

mandiri dan perduli dengan kebutuhan orang lain.
                       Menurutnya, Agama Islam menekankan perlunya keseimbangan antara
                   ibadah ritual dan ibadah sosial. Oleh karena itu, setelah melakukan ibadah
                   yang terkait dengan Allah, umat Islam dituntut untuk beribadah juga dengan
                   sesama mahluk. Kyai Haji Ahmad Dahlan mengajarkan pentingnya manusia
                   memiliki jiwa sosial yang diwujudkan dengan sikap saling tolong menolong,
                   menyantuni fakir miskin dan anak yatim, serta gotong royong untuk
                   meningkatkan kesejahteraan.
                       Kyai Haji Ahmad Dahlan menilai untuk menyelaraskan antara ibadah
                   ritual dan ibadah sosial, perlu dibenahi terlebih dahulu ibadah sholat fardu
                   masyarakat. Masyarakat masa itu melakukan sholat lima waktu hanya karena
                   menegikuti adat istiadat orang tua sehingga etos keagamaannya hilang.
                   Buktinya, banyak masjid yang arah kiblatnya mengikuti rentetan jalan yang
                   sudah ada (Nugraha, 2009: 25), sehingga banyak masjid yang arah kiblatnya
                   tidak tepat menghadap ke arah Kabah Masjidil Haram di Mekkah.

                       Sebagai ulama yang menguasai ilmu falaq, Kyai Haji Ahmad Dahlan
                   terpanggil untuk melakukan  perbaikan arah kiblat masjid-masjid di
                   Yogyakarta agar sesuai dengan arah yang semestinya. Kegusaran Kyai Haji
                   Ahmad Dahlan semakin bertambah setelah mengetahui kiblat Masjid Gede
                   Kauman juga salah arah kiblatnya. Kegusaran tersebut disingkirkan dengan
                   melihat keutamaan kepentingan agama yang harus ditempatkan di atas
                   segalanya.
                       Usaha untuk mengubah arah kiblat masjid-masjid di Yogyakarta dimulai
                   pada saat pengajian orang-orang tua di Kauman yang bertempat di rumahnya.
                   Pengajian tersebut dihadiri juga oleh ulama-ulama terkemuka di Kauman,
                   karena rumah Kyai Haji Ahmad Dahlan dijadikan sebagai pusat kegiatan
                   peringatan hari-hari besar agama Islam.
                       Kyai Haji Ahmad Dahlan mengusulkan untuk membangun langgar lebih
                   besar di dekat rumahnya, agar masyarakat yang menghadiri upacara-upacara
                   kegamaan bisa tertampung semua di dalam langgar. Usulan tersebut disetujui
                   oleh jamaah pengajian, sehingga dalam waktu singkat terkumpul dana


               [192]    K.H. Ahmad Dahlan
   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199