Page 196 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 196

tentang kesalahan arah kiblat masjid-masjid di Yogyakarta dengan
                   menggunakan alat bantu peta dan kompas. Berdasarkan alat bantu tersebut
                   arah kiblat di Yogyakarta harus bergeser 22 derajat ke arah barat laut sehingga
                   lurus dengan Ka’bah yang ada di Kota Mekkah. Pendapat Kyai Haji Ahmad
                   Dahlan ditanggapi oleh ulama yang lainnya dengan mengacu pada kitab-
                   kitab lama yang dipelajarinya.
                       Kegiatan diskusi selesai saat menjelang sholat Subuh tanpa menghasilkan
                   suatu kesimpulan, karena memang dari awal sudah disepakati acara diskusi
                   hanya menjadi tempat bertukar pikiran. Diskusi di langgar Kyai Haji Ahmad
                   Dahlan diikuti juga oleh anak-anak muda Kauman, mereka mendengarkan
                   diskusi dari balik dinding langgar. Anak-anak muda ini mengambil
                   kesimpulan bahwa pendapat Kyai Haji Ahmad Dahlan benar dan rasional,
                   karena bisa dijelaskan dan dibuktikan dengan alat bantu yang dibawanya.

                       Beberapa hari setelah acara diskusi anak-anak muda ini membuat garis dari
                   kapur di lantai Masjid Gede Kauman menunjuk kearah barat laut sesuai dengan
                   arah kiblat (Wainata, 1998 : 45). Peristiwa ini membuat gempar masyarakat
                   Kauman dan membuat marah Kyai Haji Kholil Kamaludiningrat selaku abdi
                   dalem yang bertugas mengelola Masjid Gede Kauman. Ia memerintahkan
                   orang untuk membersihkan garis tersebut dan juga memerintahkan abdi dalem
                   lainnya untuk menyelidiki pelaku pembuat garis tersebut.
                       Posisi garis yang dibuat di Masjid Gede Kauman sesuai dengan pendapat
                   Kyai Haji Ahmad Dahlan, karena itu penghulu kepala menganggap perbuatan
                   tersebut dilakukan oleh orang-orang suruhannya. Kyai Haji Ahmad Dahlan
                   segera menemui penghulu kepala untuk menjernihkan permasalahan tersebut.
                   Ia menjelaskan dirinya tidak terkait dengan pembuatan garis tersebut.
                        Penghulu kepala terus melanjutkan penyelidikan, akhirnya diketemukan
                   pelaku pembuat garis di Masjid Gede Kauman. Mereka adalah anak-anak
                   muda yang masih berusia belasan tahun yang berusaha membetulkan arah
                   kiblat masjid atas keinginan sendiri karena apa yang disampaikan oleh Kyai
                   Haji Ahmad Dahlan adalah benar.

                       Kyai Haji Ahmad Dahlan terus mensosialisasikan gagasannya tentang


               [194]    K.H. Ahmad Dahlan
   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201