Page 200 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 200

Muhammadiyah bukan perkumpulan politik, karena itu bidang
                   kegiatannya meliputi bidang keagamaan, pendidikan, dan kemasyarakatan.
                   Hal ini sesuai dengan tujuan organisasi yang meliputi :



                    1.  Mengembalikan dasar kepercayaan umat islam kepada Al Qur’an dan
                       Hadist.

                    2.  Menafsirkan ajaran islam secara modern.
                    3.  Mengamalkan ajaran-ajaran islam dalam kehidupan bermasyarakat.
                    4.  Memperbaharui sistem pendidikan Islam secara modern sesuai dengan
                       kehendak dan tuntutan zaman.
                    5.  Mengitensifkan ajaran-ajaran Islam ke dalam, serta mempergiat usaha
                       dakwah ke luar.
                    6.  Membebaskan manusia dari ikatan-ikatan tradisionalisme, konservatisme,
                       dan formalisme yang membelenggu kehidupan masyarakat Islam
                       sebelumnya.
                    7.  Menegakkan hidup dan kehidupan setiap pribadi, keluarga dan
                       masyarakat islam sesuai tuntutan agama (Salam, 1965: 57-58).
                       Kehidupan masyarakat yang masih berpegang teguh pada takhayul,
                   bid’ah, dan khurafat, menyulitkan Muhammadiyah sebagai organisasi yang
                   berusaha mengembalikan ajaran-ajaran agama kepada Al Qur’an dan Hadist
                   sulit berkembang. Resistensi masyarakat terhadap Muhammadiyah sangat
                   tinggi, Kyai Haji Ahmad Dahlan sebagi pimpinan perkumpulan tidak lepas
                   dari hinaan, cacian, bahkan ancaman.
                       Menyikapi kondisi yang demikian Kyai Haji Ahmad Dahlan mengambil
                   sikap bijak dengan rajin silaturahmi dan memberikan teladan hidup yang
                   baik. Silaturahmi dijadikan media untuk mendiskusikan gagasannya
                   dengan ulama-ulama yang tidak sepaham, sehingga lambat laun tercapai
                   kesepahaman. Secara sosial Kyai ia  bersama dengan muridnya, rutin
                   memberikan santunan kepada fakir miskin dan anak yatim dengan benda-
                   benda yang baik. Strategi tersebut berhasil mengurangi pandangan negatif



               [198]    K.H. Ahmad Dahlan
   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205