Page 204 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 204
menyebarkan gagasan pernah menjadi bahan pertanyaan jamaah, “kenapa
Kyai membahas surat Al-Maun 4 dilakukan berulang-ulang?“. Pertanyaan
tersebut dijawab Kyai Haji Ahmad Dahlan bahwa “saya tidak akan berhenti
menyampaikan surat itu sebelum kamu semua terjun kemasyarakat mencari
orang-orang yang perlu ditolong”.
Dialog tersebut menjadi etos gerakan Muhammadiyah yang aktivitasnya
lebih beorientasi pada bidang yang bersentuhan secara langsung dengan
masyarakat. Aktivitas Muhammadiyah pada awalnya menggambarkan
gagasan dan cita-cita Kyai Haji Ahmad Dahlan yang keinginan memberikan
pelayanan pada masyarakat dalam berbagai bidang.
G1. Bidang Pendidikan
Pembaharuan yang dilakukan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan dalam
bidang pendidikan dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap
keterbelakangan umat Islam. Menurutnya lembaga pendidikan Islam
harus diperbaharui dengan metode dan sistem pendidikan yang lebih baik.
Model pembelajaran sorogan dan bandongan yang selama ini diterapkan
di pesantren perlu diganti dengan model pembelajaran klasikal, sehingga
sasaran dan tujuan kegiatan pembelajaran lebih terarah dan terukur.
Kyai Haji Ahmad Dahlan menjadikan al Quran dan al Hadist
sebagai dasar dalam melaksanakan kegiatan pendidikan, sehingga
tujuan pendidikan baik secara vertikal maupun horizontal bisa
terkonsep secara ideal. Menurutnya tujuan dari pendidikan adalah
pembentukan ahlak, sehingga lembaga pendidikan harus mampu
menghasilkan ulama dan cendekiawan yang bertaqwa terhadap
tuhan dan berguna bagi masyarakat.
Kyai Haji Ahmad Dahlan menggabungkan sisi baik model
pendidikan pesantren dengan model pendidikan Barat untuk
diterapkan dalam pendidikan islam. Kegiatan pendidikan dilakukan
4 Surat Al Maun merupakan salah satu bagian surat dalam Al Qur’an yang menganjurkan
kepada umat islam untuk memperhatikan anak yatim dan fakir miskin.
[202] K.H. Ahmad Dahlan