Page 191 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 191

menyakitkan perempuan, karena itu ia sangat menjaga perasaan istrinya.
              Poligami yang dilakukan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan memang sebuah
              fakta sejarah, namun yang harus dipahami adalah alasan  dilakukannya
              poligami tersebut. Alasan agama dan dakwah menjadi landasan utama Kyai
              Haji Ahmad Dahlan bersedia untuk melakukan poligami.
                 Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Nyai Haji Ahmad Dahlan tetaplah seorang
              manusia yang punya rasa marah dan kecewa. Poligami yang dilakukan
              oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan meskipun dengan alasan dakwah tetap
              menimbulkan rasa tidak nyaman, sebagai perempuan Nyai Haji Ahmad
              Dahlan pernah merasakan cemburu terhadap isteri suaminya.
                 Suatu saat Kyai Haji Ahmad Dahlan menyuruh putranya, R. Dhuri, untuk
              mencari dan mengajak adiknya yang tinggal di Cianjur ke Yogyakarta. R.
              Dhuri tidak memahami perintah tersebut, bukan hanya adiknya yang dibawa
              pulang, namun ibunya Nyai Aisyah juga diajak. Hal ini tidak sesuai dengan
              perintah Kyai Haji Ahmad Dahlan, mengetahui hal ini Nyai Haji Ahmad
              Dahlan tidak bisa menahan rasa kesalnya.
                 Pernikahan Kyai Haji Ahmad Dahlan dengan empat isterinya
              tersebut dikaruniai delapan orang putera dan puteri, mereka hidup rukun,
              saling menyayangi, dan saling menghormati. Kyai Haji Ahmad Dahlan
              memperlakukan semua anggota keluarga secara adil. Poligami yang dijalani
              oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan sesuai dengan aturan-aturan agama. Ia piawai
              dalam menjalani perannya baik saat menjadi suami dari isteri-isterinya
              maupun sebagai ayah dari putra dan putrinya (Kuntoyo, 1983 : 40-42).
                 Kerukunan yang ada dalam keluarga Kyai Haji Ahmad Dahlan, didasari
              juga oleh caranya  dalam menilai perempuan.  Sejak awal melakukan dakwah
              Kyai Haji Ahmad Dahlan menempatkan perempuan dalam posisi yang mulia.
              Ia pernah memberikan nasehat secara simpatik melalui dialog, berikut ini
              petikannya : “Adakah kamu tidak malu kalau auratmu sampai dilihat oleh
              orang laki-laki ?“ Murid-murid perempuannya menjawab “Wah,malu sekali
              Kyai “. Emudian ia bertanya kembali  “Mengapa kebanyakan dari kamu
              kalau sakit sama pergi kepada dokter laki-laki, apalagi kalau melahirkan



                                                                   K.H. Ahmad Dahlan    [189]
   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196