Page 53 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 53
itu ialah yang dapat memilih sehala hal dengan cermat dan pertimbangan,
kemudian memegang teguh hasil pilihannya tersebut. Adapun akal manusia
mempunyai watak dasar menerima segala pengetahuan, karena pengetahuan
bagi akal adalah merupakan kebutuhannya.” 24
Kiai Ahmad Dahlan selanjutnya menyatakan: “Akal itu bagaikan sebuah
biji atau bibit yang terbenam dalam bumi, agar supaya bibit (akal) itu tumbuh
dari bumi dan kemudian menjadi pohon yang besar, harus disiangi, disiram
secara terus menerus. Demikian juga halnya dengan akal manusia, tidak akan
tumbuh dan bertambah sempurna apabila tidak disirami dengan pengetahuan.
...Setinggi-tingginya pendidikan akal ialah pendidikan dengan Ilmu Mantiq
(salah satu cabang Filsafat/ pen) ialah suatu ilmu yang membicarakan sesuatu
yang cocok dengan kenyataan sesuatu itu.” 25
“Selanjutnya, agar akal manusia memperoleh kesempurnaan, dan agar
supaya tetap pada keadaaanya sebagai akal, harus memenuhi enam hal
sebagai berikut: - Dahlan menyatakan – 1. Dalam memilih berbagai perkara
harus dengan belas kasih. ...2. Bersungguh-sungguh dalam mencari,...3.
Harus memilih secara jelas dan terang benderang. ...banyak orang yang
mencari sesuatu lalu mendapatkan sesuatu yang sesungguhnya harus ditolak
karena bertentangan dengan kehendaknya semula, karena mencarinya sesuatu
hanya dengan ikut-ikutan ...dan hanya mengikuti adat-istiadat saja. 4. Harus
beri’tikad baik dalam menetapkan pilihan yang dicarinya dan tetap teguh
dalam hati ...5. Harus dipelihara dengan baik barang yang diperolehnya,
karena manusia itu bersifat alpa dan lena. 6. Dapat menempatkan sesuatu
pada tempatnya, karena segala pengetahuan tidak akan bermanfaat apabila
tidak dikerjakan sejalan dengan keadaan.” 26
Kiai Ahmad Dahlan dalam pidato tersebut menyatakan selanjutnya”
“Sesungguhnya pengajaran yang berguna bagi akal manusia itu jauh
24). Kiai Ahmad Dahlan, Kesatuan Hidup Manusia (HB Majlis Taman Pustaka 1923), lihat
Abdul Munir Mulkhan, Pemikiran ...hlm 227.
25). Kiai Ahmad Dahlan, Kesatuan Hidup ..., lihat Abdul Munir Mulkhan, Pemikiran ...
(Jakarta; Bumi Aksara, 1990), hlm 227.
26). Kiai Ahmad Dahlan, Kesatuan .... lihat Abdul Munir Mulkhan, Pemikiran ... (Jakarta;
Bumi Aksara, 1990), hlm 228.
K.H. Ahmad Dahlan [51]