Page 132 - Catatan Peradaban Islam
P. 132
Orang jahil yang menganggap dirinya lebih unggul dari
pada orang lain dan bersikeras pada pendapat yang
berdasarkan pada kejahilan. Amirul mu’minin amat
bersemangat menolong kaum yang lemah dan miskin,
karena mereka juga manusia yang sama sekali tidak boleh
diperlakukan sebagai orang hina dan rendah. Dalam lubuk
hatinya yang paling dalam ia menghendak kemerdekaan
mahkluk Allah, karena Allah telah menciptakannya dalam
keadaan merdeka dan sama sekali tak patut dibiarkan jatuh
ke dalam kehinaan dan kepapaan. Kehinaan dan aib mereka
berarti kehinaan dan aib kemanusiaan, dan orang yang
menghina kemanusiaan layak diperlakukan sebagai musuh.
Dari pernyataan di atas, setiap orang dapat menyadari
betapa besar simpati dan dukungan Ali bagi para tertindas
dan orang-orang yang tak berdaya, bagaimana ia berjuang
melawan musuh kebenaran dan kebaikan, dan betapa besar
kekesalan yang diungkapkannya terhadap orang-orang yang
tindakannya menentang suara akal dan hati.
Namun apapun yang kita tulis mengenai masalah ini
masih terasa belum memadai. Nampaknya kita perlu
membutuhkan waktu yang banyak dan kertas yang banyak
menyajikan sikap Amirul Muminin terhadap para tiran dan
pandangannya mengenai penindasan serta ketidakadilan.
Ada banyak jenis ketidakadilan. Misalnya merampas
milik hak orang lain, ini adalah ketidakadilan dalam bentuk
pertama, dan bentuk yang lainnya adalah pengrusakan atas
kehormatan dan reputasi manusia. Ketidakadilan kadang-
kadang nampak dan kadang-kadang tidak terlihat. Kita akan
membahas semua jenis ketidakadilan ini satu demi satu.
Tak mungkn kita mendapatkan wejangan dan surat
Amirul Muminin dimana ia tidak mengutuk ketidakadilan
Catatan Peradaban Islam | 125