Page 233 - Catatan Peradaban Islam
P. 233
Yang menjadi latar belakang kebijaksanaannya itu
adalah lebih akrabnya Al-Mamun dengan keluarga ibunya
dari pada bapaknya. Pada sisi lain ia semasa mudanya
melihat betapa seringnya terjadi permusuhan keluarga
Abbasiyah dan keluarga alawiyin sejak daulah Abbasiyah
terbentuk, padahal keduanya sama-sama keturunan Bani
Hasyim. Ia ingin mendamaikan kembali keluarga ini
sebagaimana keduanya menggulingkan Daulah Umayah
sebelum Abbasiyah berdiri.
Keinginan Al-Ma’mun digantikan Al-Rida sebagai
khalifah yang kedelapan menguatkan keyakinan Syi’ah dua
belas, bahwa Al-Rida menjadi urutan ke delapan dari 12
Imam Syi’ah.
Pada hakekatnya Al-Ma’mun mempunyai maksud yang
baik pada kebijaksa-naan tersebut, tetapi fanatisme yang
berkembang sejak lahirnya Syi’ah tidak hilang dari corak
berpikir dan cara berkuasa Syi’ah pada masa berikutnya.
Kaum Syi’ah tak bisa melupakan perlakuan Bani Umayah,
yang tidak memberi peluang kepada mereka untuk bergerak,
begitu juga perlakuan para khalifah Abbasiyah sebelum Al-
Ma’mun.
Justru inilah yang menggagalkan kebijaksanaan Al-
Ma’mun untuk mencip-takan kedamaian. Secara berangsur-
angsur ide-ide Syi’ah mulai berkembang dan mulai
menguasai seluruh sistem pemerintahan. Kemudian
terjadilah ketidaksenangan pada keluarga Abbasiyah yang
mengakibatkan timbulnya berbagai pemberontakan dan
peperangan antara kedua belah fihak. Pada waktu itu Al-
Ma’mun berada dalam kebimbangan untuk angkat senjata,
karena ia takut apa yang terjadi akan menimpa dirinya
sebagaimana terjadi pada Al-Amin.
226 | Asep Solikin dan M. Fatchurahman