Page 284 - Catatan Peradaban Islam
P. 284

pemikiran akal tentang dirinya sebagai mukmin yang akan
               melahirkan  semua  langit.  Demikianlah  seterusnya,  setiap
               akal  yang  jumlahnya  sepuluh  itu  mempunyai  tiga  objek
               pemikiran  dan  dari  akal  itu  memancar  alam  yang  lain.
               Karena itu ia tidak menerima konsep penciptaan alam dari
               tiada  menjadi  ada  seperti  pemahaman  yang  diyakini  oleh
               sebagian teolog Islam.

                   Baginya  alam  ini  Qodim  artinya  tidak  mempunyai
               permulaan dalam segi waktu). Antara Tuhan dan terjadinya
               alam  tidak  terdapat  kesenjangan  waktu.  Pendapat  itu
               mendapat  tantangan  yang  keras  dari  Al-Ghazali  dalam
               bukunya Tahafut Al-Falasifah (kekacauan para filosof)

                   Pemikiran filsafat Ibnu Sina yang lainnya ialah tentang
               jiwa  (An-Nafs).  Bagi-nya  jiwa  terbagi  tiga,  jiwa  tumbuhan,
               jiwa  binatang,  dan  jiwa  manusia.  Jiwa  tumbuhan  memiliki
               tiga daya; makan, tumbuh, berkembang biak. Jiwa binatang
               memiliki dua daya bergerak, dan menangkap. Daya bergerak
               dapat  terbentuk  marah,  syahwat,  dan  berpindah  tempat.
               Adapun daya menangkap terbagi dua; daya menangkap dari
               luar  dengan  menggunakan  indera-indera  penciuman,
               perasaan lidah, dan perasaan tubuh, dan daya menangkap
               dari dalam melalui pancaindera batin yaitu; indera bersama,
               indera penggambar, indera pereka, indera penganggap, dan
               indera pengingat.
                   Berbeda dengan tumbuh-tumbuhan dan binatang, jiwa
               manusia hanya mempunyai satu daya, yaitu daya berfikir yag
               disebut  akal.  Akal  terbagi  dua:  kal  praktis  (alamiah)  yang
               berhubungan dengan hal-hal yang sifatnya kongkrit dan akal
               teoritis  yang  berhubungan  dengan  hal-hal  yang  sifatnya
               abstrak.



                                                 Catatan Peradaban Islam | 277
   279   280   281   282   283   284   285   286   287   288   289