Page 280 - Catatan Peradaban Islam
P. 280
termasyhur di zamannya. Di Barat dia terkenal dengan
panggilan Avicenna. Ayahnya seorang pegawai tinggi pada
dinasti Samaniah (204-395H). Semenjak usia dini Ibnu Sina
sudah menghapal Al-Quran dan ilmu-ilmu agama. Kemudian
disusul dengan belajar matematika, fisika, geometri,
astronomi, hukum Islam, teologi, kedokteran, dan
metafisika. Dengan demikian ia telah menguasai berbagai
macam ilmu pengetahuan.
Dalam usianya yang masih dini, ia sudah dapat
menghafal Al-Quran dengan baik. Dari pelajarannya yang
pertama ia peroleh adalah Abdullah Natalia. Dan dalam usia
dini pula ia mampu menguasai berbagai cabang ilmu
pengetahuan. Maka tak lama ia dapat menguasai cabang-
cabang ilmu pengetahuan. Kecerdasan, kegesitan dan
kemampuan ia menangkap pelajaran terus mendorong
dirinya untuk tidak berhenti menganalias semua
pelajarannya. Didorong oleh rasa haus akan ilmu
pengetahuan itulah, maka hampir tak ada waktu baginya
untuk sekedar bersenang-senang mengha-biskan waktu. Ia
gunakan hampir seluruh waktunya dalam menganalisa
kejadian alam dan sekitarnya, dan selalu tenggelam dalam
renungan-renungannya yang mendalam.
Setelah menguasai cukup banyak ilmu tersebut maka ia
pun mulai mempe-lajari ilmu-ilmu kedokteran dari seorang
Nashrani bernama Isa bin Yahya. Meskipun berbeda agama,
namun tidak menghalangi belajar terhadapnya.
Profesinya di bidang kedokteran dimulai sejak usianya
17 tahun. Kepopu-lerannya sebagai dokter adalah ketika ia
berhasil menyembuhkan penyakit Nuh bin Mansyur (976-
997) yang sangat aneh dan tak dapat disembuhkan oleh para
ta-bib yang ada pada saat itu. Ia adalah seorang penguasa
Catatan Peradaban Islam | 273