Page 30 - Burnout Konselor
P. 30
seseorang dan lingkungannya menyebabkan ketegangan
psikologis, fisiologis, dan perilaku (Kristof-Brown et al.,2005).
Ketidaksesuaian, yang mengukur tingkat kesesuaian antara
karakteristik pribadi dan lingkungan kerja, merupakan stressor
penting dalam memprediksi burnout (Brigham & DeCastro,
2003; Xie & Johns, 1995).
Berdasarkan model JD–R (Rubino et al., 2009), bekerja
di pekerjaan yang tidak sesuai dengan nilai dan minat seseorang
cenderung menghambat pencapaian tujuan kerja dan
pengembangan profesional, yang pada akhirnya menyebabkan
burnout pada ketiga dimensi tersebut. Pertama, ketidakcocokan
dapat menimbulkan kelelahan emosional karena melakukan
pekerjaan yang tidak sesuai dengan pekerjaannya, kemampuan
pribadi, nilai, atau tujuan membutuhkan sumber daya ekstra
(yaitu, waktu, energi, dan usaha).
Seorang konselor mungkin mengeluarkan energi untuk
mencoba membuktikan bahwa dia benar-benar cocok atau dalam
melakukan tugas yang tidak datang secara alami. Atau, saat
mengeluarkan energi untuk tugas yang tidak merangsang secara
intelektual atau intrinsik. Konsisten dengan model JD-R, energi
merupakan sumber daya prasyarat dalam mencapai tujuan kerja,
sekali dikeluarkan dapat mengakibatkan kewalahan dengan
tuntutan pekerjaan yang berkelanjutan dan menyebabkan
kelelahan emosional.
Kedua, Naus, van Iterson (Rubino et al., 2009) karena
konselor umumnya merasa tidak bahagia bekerja dalam
pekerjaan yang tidak sesuai dengan minatnya atau nilai-nilai,
ketidaksesuaian mengarah pada segudang sikap negatif,
termasuk sinisme. Misalnya, ketika konselor harus melakukan
tugas setiap hari yang tidak sesuai dengan nilai atau minat
mereka, mereka cenderung menjadi tidak puas dan sinis
terhadap pentingnya usaha dan pekerjaan mereka. Selain itu,
Burnout Konselor - 23