Page 29 - Public Service
P. 29
Commission International (JCI), sehingga kualitas pelayanan
rumah sakit umum belum setara dengan rumah sakit
internasional dan pemangku kepentingan lainnya. kebutuhan.
Pentingnya mengetahui atribut-atribut dalam peningkatan mutu
pelayanan kesehatan perlu dijelaskan secara mendalam dari
berbagai sudut pandang stakeholders terkait, terutama dalam
mendukung keberhasilan pelaksanaan UHC.
Sebagai sarana untuk mencapai pelaksanaan UHC yang
optimal, pelayanan kesehatan yang berkualitas akan
memberikan nilai strategis bagi organisasi kesehatan Indonesia.
Kualitas pelayanan yang baik dapat digunakan untuk bersaing
dengan persaingan di pasar. Dokter, perawat, dan pekerja sosial
umumnya setuju bahwa layanan berkualitas tinggi yang
diberikan oleh rumah sakit memiliki efek positif pada perawatan
pasien (Carter et al., 2002).
Woodruff (Handayani et al., 2015) menyatakan bahwa
nilai pelanggan adalah sumber untuk mendapatkan keunggulan
kompetitif. Hal ini sejalan dengan proposisi Clow dan Vorhies
yang menyatakan bahwa kualitas perawatan yang baik adalah
salah satu cara untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Oleh
karena itu, organisasi kesehatan harus meningkatkan
produktivitas dan inovasinya untuk memberikan pelayanan yang
lebih baik kepada pasien.
Jasa berbeda dengan produk karena karakteristik
khususnya yang tidak berwujud (tidak dapat disentuh dan diukur
sebagai benda), heterogen (bervariasi tergantung pada waktu
atau penyedia layanan), tidak terpisahkan (tindakan memberikan
dan menerima layanan tidak dapat benar-benar dipisahkan dari
satu sama lain), dan mudah rusak (jasa yang tidak digunakan
pada waktu tertentu tidak dapat diganti).
Menurut American Society for Quality (Handayani et al.,
2015) mengenai penggunaan teknis, kualitas dapat memiliki dua
22