Page 67 - Sastra Lisan dan Nilai Budaya Dayak Ngaju
P. 67
Lastaria, M.Pd.
c. Dalam cerita “Asal Usul Tapean Lisung” dikisahkan bahwa
masyarakat memanfaatkan isi alam yaitu sebuah pohon untuk
dijadikan lisung/lesung supaya mereka bisa menguliti atau
menumbuk padi, membuat tepung dan sebagainya, karena
zaman dulu masyarakat sekitarnya belum menggenal pabrik
maupun penggilingan dan sebagainya.
Pas jaman huran uluh lewu jatun ati kasene kare
panggiling-an, pabrik narai bewei macame. Jadi,
kesahe lewu te balalu galar uluh Tapean lisung
awi narai bewei macam gawian, kilau mangupak
parei, manampa tepung narai macame tikase alat
ewen je lisung je nampa bara batang kayu hai.
Ewen manampa are lisung dan manggau batang
kayu je hai melai sakalilinge akan manampa
lisung, aka manempe parei awi cagar tege
pangantenan.
Artinya:
Zaman dulu orang kampung tidak ada yang
mengenal penggilingan, pabrik dan sebagainya.
Jadi, ceritanya kampung itu lalu diberi nama
Tapean Lisung/lesung karena segala macam
kerjaan seperti menguliti padi, membuat tepung
dan sebagainya hanya satu-satunya alat mereka
yaitu lisung yang terbuat dari pohon besar. Mereka
membuat banyak lisung/lesung dan mencari pohon
yang besar disekitarnya untuk dijadikan
lisung/lesung, buat menumbuk padi karena akan
ada acara pernikahan.
Selain pemanfaatan alam di atas dalam cerita “Asal Usul
Tapean Lisung” di ceritakan bahwa masyarakat
58