Page 71 - Sastra Lisan dan Nilai Budaya Dayak Ngaju
P. 71
Lastaria, M.Pd.
kampung. Karena perkampungan waktu itu hanya
ada di hilir pulau Lampahen yang di sebut Labehu
setelah mereka berdua sudah berangkat melarikan
diri, lalu bicara suami mereka yang meninggal
tadi.
f. Dalam cerita “Asal Usul Mantangai” dikisahkan bahwa kedua
pekerja karet itu memanfaatkan sungai sebagai jalan menuju
pulang ke rumahnya, seperti kutipan di bawah ini.
Pas jaman te kanjeran uluh rami mamantung
mahangkang. Jadi, balalu mangkalau uluh badue
biti kanjera bajukung, buli bagawi sampai
hamalem. Gita tege uluh mangakalu batang
danum balalu hamauh hantu jite dengan uluh je
badue jite.
“Melai kueh uluh mawi ambun ningang?” kuan
kambe jite misek uluh je mangkalau enah. Awi
hininge uluh tuk-tuk mambalatuk kayu akan
manampa raunge.
Artinya:
Ketika zaman dulu orang sedang ramainya
menyadap karet. Lalu ada dua orang lewat di
pinggir sungai menggunakan jukung atau perahu
kecil, sedang pulang menyadap sampai malam
hari. Melihat ada orang lewat di sungai naik
perahu, lalu bicara hantu itu dengan dua orang
tersebut.
“Di mana ada orang membuat ambun ningang?”
kata hantu bertanya dengan dua orang yang lewat
tadi, Karena ia mendengar suara orang tuk-tuk
yang membuat peti.
62