Page 102 - CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
P. 102
hati pada Nyai Balau. Saat itu harus cukup dengan mengaguminya,
karena Nyai Balau sudah bersanding dengan Tumenggung Kenyapi.
“Praaang”
Tiba-tiba terdengar suara mengagetkan tamu yang ada di sekitar
rumah betang yang megah itu. Terlihat dari sudut halaman beberapa
piring jatuh berserakan, tampak sesorang beranjak dari duduknya
bergegas meninggalkan tempat itu.
“Bodoh kamu, siapa bilang mereka serasi, kupastikan
kebahagiaan mereka tidak akan bertahan lama”. Di sebuah
rumah yang besar, halaman luas suara itu terdengar keras.
Antang pemilik rumah tersebut sedang marah karena
pengawalnya ada yang bercerita dan memuji tentang
pernikahan Nyai Balau dan Tumenggung Kenyapi.
“Seharusnya Nyai Balau milikku, aku tak akan membiarkan
mereka bahagia!” Teriak Antang sambil mengepalkan
tangannya.
Sudah lama, Antang menaruh hati dengan gadis Tewah
tetangga kampung yang cantik, pintar dan baik hati, yaitu Nyai Balau.
Segala cara sudah dilakukan agar Nyai Balau menerima cintanya.
Tetapi kini harus menelan kenyataan yang sangat mengecewakan
hatinya. Antang merasa dirinya lebih hebat dari Tumenggung
Kenyapi. Badannya yang tinggi besar dan berkulit bersih, berasal dari
keluarga berada. Orang tuanya merupakan saudagar ternama
pemilik wilayah hutan dan perkebunan.
Siang itu acara puncak pernikahan Nyai Balau dan Tumenggung
Kenyapi semakin meriah. Suara karungut membelah bumi,
membuncahkan suasana haru dan syahdu, terutama bagi pengantin.
“Dinda tidakkah kau bahagia, dengan pernikahan kita”. Bibirmu
tersenyum, tapi sepertinya kau gundah”.
CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah | 91