Page 82 - CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
P. 82

duduknya  dan  bersiap  untuk  segera  mengemukakan  masalah  itu
            segera.
                 “Maaf,  Pak  Kepala  Kampung.  Akhir-akhir  ini  kami  melihat  ada
                 orang  yang  mulai  menangkap  ikan  di  rawa-rawa  dengan
                 menaburkan tuba atau racun. Orang yang melakukan ini ingin
                 mendapatkan ikan yang banyak dalam waktu cepat dengan cara
                 meracuni  ikan-ikan.  Tentu  hal  ini  sangat  membahayakan  dan
                 dapat  memusnahkan  ikan-ikan  yang  masih  kecil.  Kalau  ini
                 dibiarkan terus berlangsung dan tidak dicegah, lambat laun ikan-
                 ikan di kampung kita bisa semakin langka, habis, bahkan punah,”
                 jelas Menteng.


                 Kepala  Kampung  terdiam  sesaat  mendengarkan  penjelasan
            Menteng. Ia tidak langsung menanggapinya. Melihat hal ini, Agau pun
            memberanikan  diri  untuk  berbicara  mendukung  penjelasan  yang
            diberikan saudaranya itu.
                 “Benar, Pak. Kita harus mengingatkan orang-orang itu agar tidak
                 lagi menggunakan racun untuk menangkap ikan. Kita juga harus
                 mencegah  penduduk  agar  tidak  ikut-ikut  menangkap  ikan
                 dengan cara cepat tapi merusak habitatnya.”

                 Kepala kampung sekarang tampak serius menatap Menteng dan
            Agau.  Kedua  bersaudara  kakak  beradik  yang  masih  muda belia  itu
            tertunduk  seperti  segan  membalas  tatapan  mata  pria  yang  sangat
            dihormati  di  kampung  ini.  Setelah  beberapa  saat  hening,
            terdengarlah ucapan sang Kepala Kampung.
                 “Saya juga sudah tahu masalah itu. Tapi itu tidak mudah untuk

                 melarang  mereka.  Mereka  juga  punya  hak  untuk  menangkap
                 ikan untuk dengan caranya masing-masing.”





                                CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah | 71
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87