Page 16 - Belajar & Pembelajaran
P. 16

pra-operasional,  anak  mengandalkan  diri  pada  persepsi  tentang  realitas.  Ia
          telah mampu menggunakan simbol, bahasa, konsep sederhana, berpartisipasi,
          membuat  gambar,  dan  menggolong-golongkan.  Pada  tahap  operasi  konkret
          anak dapat mengembangkan pikiran logis. Ia dapat mengikuti penalaran logis,
          walau  kadang-kadang  memecahkan  masalah  secara  "trial  and  error".  Pada
          tahap operasi formal anak dapat berpikir abstrak seperti pada orang dewasa.
              Pengetahuan dibangun dalam pikiran. Setiap individu membangun sendiri
          pengetahuannya.  Pengetahuan  yang  dibangun  terdiri  dari  tiga  bentuk,  yaitu
          pengetahuan fisik, pengetahuan logika-matematik, dan pengetahuan sosial.
              Belajar  pengetahuan  meliputi  tiga  fase.  Fase-fase  itu  adalah  fase
          eksplorasi,  pengenalan  konsep,  dan  aplikasi  konsep.  Dalam  fase  eksplorasi,
          siswa mempelajari gejala dengan bimbingan. Dalam fase pengenalan konsep,
          siswa  mengenal  konsep  yang  ada  hubungannya  dengan  gejala.  Dalam  fase
          aplikasi  konsep,  siswa  menggunakan  konsep  untuk  meneliti  gejala  lain  lebih
          lanjut.
              Menurut Piaget, pembelajaran terdiri dari empat langkah berikut.
          1)  Langkah saru: Menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri.
              Penentuan topik tersebut dibimbing dengan beberapa pertanyaan, seperti
              berikut:
              a)  Pokok bahasan manakah yang cocok untuk eksperimentasi?
              b)  Topik  manakah  yang  cocok  untuk  pemecahan  masalah  dalam  situasi
                 kelompok?
              c)  Topik  manakah  yang  dapat  disajikan  pada  tingkat  manipulasi  secara
                 fisik sebelum secara verbal?
          2)  Langkah dua: Memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik
              tersebut. Hal ini dibimbing dengan pertanyaan seperti:
              a)  Apakah  aktivitas  itu  memberi  kesempatan  untuk  melaksanakan
                 metode eksperimen?
              b)  Dapatkah kegiatan itu menimbulkan pertanyaan siswa?
              c)  Dapatkah  siswa  membandingkan  berbagai  cara  bernalar  dalam
                 mengikuti kegiatan di kelas?
              d)  Apakah  masalah  tersebut  merupakan  masalah  yang  tidak  dapat
                 dipecahkan atas dasar pengisyaratan perseptual?
              e)  Apakah aktivitas itu dapat menghasilkan aktivitas fisik dan kognitif?
              f)  Dapatkah  kegiatan  siswa  itu  memperkaya  konstruk  yang  sudah
                 dipelajari?
          3)  Langkah  tiga:  Mengetahui  adanya  kesempatan  bagi  guru  untuk
              mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah.
              Bimbingan pertanyaan berupa:


                                                   Hakikat Belajar dan Pembelajaran | 9
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21