Page 143 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 143

batik yang dikirimkan oleh orangtua siswa, karena pameran selain sebagai
                 bukti kerajinan para pemuda, juga bertujuan untuk kepentingan ekonomi.
                 Semua barak, terutama gedung kongres, dihiasi secara mewah dengan
                 warna hijau dan kertas berwarna-warni. Podium yang dibangun di tengah
                 dengan dinding belakang merupakan sekretariat, ruang  pengurus pusat
                 dan para petinggi duduk, yang dihiasi dengan kain adat berwarna kuning.
                     Kongres ini dihadiri oleh Asisten residen Westra, mewakili residen,
                 R.M. Koesoemo Oetojo, ketua Budi Utomo dan sejumlah wakil dari
                 organisasi lain seperti  PSI, PNI, PPPKI, dan Jong Jawa.  Wal Fadjri tidak
                 terwakili, meskipun dari pihak Muhammadiyah disampaikan bahwa
                 semua organisasi ini diundang. Peserta yang hadir sekitar 2.000 orang,
                 termasuk 300-400 perempuan yang duduk terpisah, dipisahkan dari
                 kaum pria dengan sebuah kain yang direntangkan satu meter tingginya.
                 Pers juga terwakili. Polisi diwakili oleh Asisten Wedono bidang Reserse
                 dan beberapa orang mantra polisi. Dua tembakan meriam pada pukul
                 Sembilan seperempat terdengar sebagai tanda  dibukanya kongres
                 sekaligus pertemuan ini. Kemudian dibacakan surat dari Paduka Sultan
                 Yogyakarta, yang menyebutkan bahwa Sultan berhalangan hadir dan
                 juga tidak bisa mengirimkan wakilnya karena di kraton sedang diadakan
                 pesta, tetapi ia mengharapkan banyak keberhasilan dari kongres. Patih
                 diwakili oleh Raden Tumenggung Wirjokoesoemo, patih  Danurejan.

                     Acara dimulai  dengan pidato  ketua Hadji Ibrahim. Setelah
                 mengucapkan selamat datang kepada para tamu, ia memberikan
                 peringatan dan teguran kepada anggota Muhammadiyah dan ummat Islam
                 lainnya yang hadir. Teguran itu bertujuan untuk mendorong orang-orang
                 itu agar mematuhi kewajiban agamanya. Selanjutnya ia juga mengutip
                 ayat Qur’an yang diterjemahkan dan dijelaskannya dalam bahasa Jawa.
                     Joenoes Anies, sekretaris-1 pengurus pusat, menyampaikan
                 pidatonya secara jelas dan lancar dalam bahasa Melayu yang baik. Inti
                 pidatonya adalah tinjauan singkat tentang peristiwa yang terjadi selama
                 tahun 1927 di seluruh dunia Islam. Dia memulai dengan menduga



                                                                   K.H. Ahmad Dahlan    [141]
   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148