Page 145 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 145

Setelah kongres di Pekalongan yang diselenggarakan tahun 1927,
                 jumlah cabang Muhammadiyah hanya sedikit, sebaliknya jumlah ranting
                 bertambah. Pertumbuhan Muhammadiyah di Pantai Barat Sumatra
                 menurut Joenoes Anies berlangsung dengan cara yang luar biasa. Dalam
                 waktu singkat ribuan orang menjadi anggota. Ketika itu di Sumatra
                 hanya Minangkabau dan Aceh yang menerima Muhammadiyah. Dalam
                 rapat tertutup yang pertama, yang dihadiri oleh Sutan Muhamad Zain,
                 Sutan Mansur sebagai juru propaganda Sumatra juga mengisahkan
                 bahwa ribuan orang yang memasuki organisasi ini di Pantai Barat dalam
                 waktu singkat kembali keluar, sehingga ahli propaganda ini melontarkan
                 dugaan bahwa mungkin mereka hanya menjadi anggota Muhammadiyah
                 karena takut dituduh komunis atau dengan tujuan untuk menyembunyikan
                 identitas komunisnya.
                     Penyebaran Islam tetap menjadi tujuan utama dan tugas utama
                 Muhammadiyah. Selain di Yogyakarta, organisasi ini sekarang juga
                 memiliki sebuah poliklinik di Solo, Tegal dan Semarang. Dalam Volksraad,
                 pertanyaan diajukan apakah Muhammadiyah akan meminta subsidi untuk
                 mendirikan rumah bagi anggota militer yang beragama Islam. Untuk
                 sementara Muhammadiyah menganggap waktunya belum tiba untuk
                 menyelesaikan masalah ini. Juga dibahas tentang hambatan yang dialami
                 Muhammadiyah yang datang dari pihak pemerintah. Pertama-tama ia
                 menyebutkan peristiwa  yang terjadi pada mubalig Muhammadiyah
                 di Kulon Progo. Meskipun mubalig ini telah mendapatkan izin untuk
                 menyiarkan propaganda Islam, mereka harus menghadap kepada wedono
                 atau asisten wedono setelah setiap pertemuan pada hari berikutnya untuk
                 membacakan kembali semua yang telah mereka sampaikan pada petang
                 hari sebelumnya. Pada akhirnya mereka ditanya: apa arti semua itu?
                 Kemudian mubalig baru diizinkan pulang. Dilaporkan bahwa persoalan
                 ini telah  disampaikan kepada residen Yogyakarta, yang memberitahu
                 asisten residen Kulon Progo agar menyampaikan keinginannya untuk
                 mengakhiri tindakan itu.
                     Selanjutnya Joenoes Anies masih mengulangi persoalan Salatiga,


                                                                   K.H. Ahmad Dahlan    [143]
   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150