Page 151 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 151

Yogyakarta,  dalam tubuh organisasi  Muhammadiyah muncul ketakutan
                 terhadap desakan PNI. Ketika  di Yogyakarta dibentuk  sebuah seksi
                 PPPKI, yang menyatukan organisasi Budi Utomo, PSI dan PNI sebagai
                 mitra, ketakutan Muhammadiyah “menurut pengurus besarnya” sangat
                 besar. Sejak saat itu, oleh para pengikut Muhammadiyah, khususnya oleh
                 para guru agama mereka yang biasa berkeliling kampung, usaha dimulai
                 dengan memberikan cap keras terhadap pergerakan politik.
                     Para pemimpin politik di Yogyakarta, yang memahami tindakan
                 tokoh-tokoh Muhammadiyah, mengabaikan hal itu karena semua itu
                 adalah tindakan manusia yang belum mengenal arti politik. Oleh karena
                 itu, perlu diupayakan untuk mengadakan berbagai rapat umum politik
                 dengan tujuan menginformasikan kepada  para tokoh Muhammadiyah
                 yang telah terpengaruh oleh sikap anti-politik Muhammadiyah. Dalam
                 rapat ini, akan dilakukan propaganda yang dilakukan untuk menjelaskan
                 kepada tokoh Muhammadiyah mengenai arti pentingnya berpolitik.
                     Segera setelah  Muhammadiyah mengetahui bahwa partai-partai
                 politik giat mengadakan propaganda, ketakutan mereka tumbuh dan
                 oleh karenanya  mereka memperoleh keberanian untuk menyiarkan
                 propaganda rahasianya (jika perlu untuk memberikan penjelasan semua
                 pergerakan politik). Ketika itu CPPBD, sebuah organisasi sosialis



                                                                   K.H. Ahmad Dahlan    [149]
   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156