Page 70 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 70

Penjelasan paling mungkin dari pendirian sekolah modern dan rumah
                   sakit yang saat itu hanya dilakukan kaum Kristiani dan Pemerintah Kolonial
                   ialah kepentingan pragmatis. Sikap pragmatis itu menjadi terbuka ketika Kiai
                   Ahmad Dahlan memandang adanya kesesuaian natural tafsir atas ayat-ayat
                   Alquran dan pengalaman kemanusiaan yang bersifat universal. Beberapa
                   ilmu yang dipelajari di sekolah modern yang didirikan Muhammadiyah itu
                   hingga kini masih dipandang bertentangan atau paling kurang tidak sesuai
                   ajaran Islam. Sikap serupa bisa dilihat terhadap penggunaan jasa dokter-
                   dokter berkebangsaan Belanda  dan Inggris beragama Nasrani yang hingga
                   kini sulit diterima secara objektif. Kiai Ahmad Dahlan justru menjadikan
                   mereka sebagai tulang punggung Rumah Sakit PKO (U) Muhammadiyah di
                   Jogja dan Surabaya (berdiri 1923 dan 1924).
                       Kesesuaian pengalaman universal kemanusiaan dari beragam bangsa
                   dan agama dengan makna otentik ayat-ayat Alquran guna menemukan
                   fungsi praktis pemecahan problem umat ketika itu, menempatkan pandangan
                   Kiai Ahmad Dahlan mungkin bisa disebut sebagai bentuk dari Pragmatisme
                   Humanistik. Beberapa kata kunci yang bisa dipakai menelusuri jejak
                   pandangan humanis Kiai Ahmad Dahlan ialah kosa kata “akal suci” dan
                   “hati suci” (otentik dan perenialistik) serta kemanfaatan bagi perbaikan
                   hidup seluruh umat manusia. Berkali-kali Kiai Dahlan menyebut mengenai
                   kesesuaian tafsir ayat-ayat Alquran yang benar dengan teori iptek yang benar.
                   Ukuran kebenaran tafsir Alquran dan temuan iptek menurut pandangan Kiai
                   Dahlan ialah kemanfaatannya bagi penyelesaian problem kemanusiaan seperti
                   tercermin dari uraiannya tentang kesatuan hidup manusia dan pengembangan
                                  33
                   pendidikan Islam.
                       Pertimbangan pragmatis dan praktis mewarnai hampir seluruh inovasi
                   kreatif Kiai Ahmad Dahlan dalam pengembangan sekolah modern, rumah
                   sakit, dan organisasi, serta penggunaan jasa managemen moden dalam
                   berbagai kegiatan ritual ibadah dan penerjemahan Alquran dengan bahasa
                   Indonesia (Melayu) dan Jawa. Khutbah Jumat dan Hari Raya dilakukan
                   33  ). Lihat Almanak Moehammadijah, Hoofdbestuur Majelis Poestaka Moehammadijah,
                       1923, dan Statuten Moehammadijah, Hoofdbestuur Moehammadijah, 1924


               [68]    K.H. Ahmad Dahlan
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75