Page 87 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 87

yang juga beragam. Mereka ”terpaksa” memperoleh pengakuan dalam tubuh
              gerakan ini dengan membawa serta ”tradisi” yang selama ini menghidupi
              mereka, sehingga membagi warga Muhammadiyah ke dalam  Empat Tipe:
              Al-Ikhlas; Kiai Dahlan; Munu; Marmud
                 Pemirauan (kategorisasi) warga Muhammadiyah tersebut dijelaskan
              dalam laporan peneltian penulis di sisi selatan kota Jember Jawa Timur,
              Kecamatan Wuluhan. 37  Keempat tipe anggota gerakan Muhammadiyah
              dapat digambarkan secara ringkas sebagaimana uraian berikut. Al-Ikhlas
              adalah tipe anggota Muhammadiyah dengan pola pikir dan hidup berbasis
              fatwa tarjih. Kiai Dahlan merupakan tipe Al-Ikhlas yang lebih toleran karena
              mencoba membangun hubungan dengan masyarakat yang lebih luas. Munu
              (Muhammadiyah-NU) adalah warga yang pola pikir dan organisasinya
              Muhammadiyah tapi tradisi kehidupannya NU karena memang berasal dari
              keluarga NU. Marmud  (Marhaenis Muhammadiyah)  adalah  anggota yang
              pola pikir dan organisasinya Muhammadiyah tetapi hidup kesehariannya
              dalam tradisi abangan.


                 F3. Penutup

              Kini, setelah satu abad, banyak warga bangsa ini memperoleh manfaat jasa
              sosial gerakan ini. Ironinya, banyak aktivis Muhammadiyah masih bersikap
              sektoral, agar yang memanfaatkan jasa sosialnya mengikuti fatwa tarjih dan
              menjadi anggota Muhammadiyah. Ketika memiliki peluang menduduki
              jabatan strategis dalam struktur gerakan ini, sentimen sektoral dimunculkan
              seperti model ”darah biru” gerakan. Saat perempuan yang dulu nunut
              kamukten  (diuntungkan) amal  sosial dan kesetaraan jender, lebih lantang
              menyuarakan identitas aslinya, Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah terlalu
              puritan, jaga imej, enggan tampil ke publik secara lugas penuh percaya diri
              membawakan ide-ide pembaruannya.
                 Muncul kesan, sementara warga Muhammadiyah ber-”darah biru”

              37). Lihat Abdul Munir Mulkhan, Marhenis Muhammadiyah; Ajaran dan Pemikiran K.H.
                 Ahmad Dahlan (Yogyakarta: Galang Pres, 2013).


                                                                    K.H. Ahmad Dahlan    [85]
   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92