Page 173 - Catatan Peradaban Islam
P. 173
menantang kekuatan Bizantium. Tidak puas dengan
peyerbuan di wilayah timur ini pasukan Bani Umayah ini
mengalih-kan penaklukannya ke arah barat dan berhasil
menguasai Afrika Utara, Andalusia, bahkan sampai ke
Prancis dan masa-masa berikutnya.
Selain menambah daerah taklukkan, Mu’awiyah berjasa
pula dalam mengembangkan wawasan berpikir umat Islam.
Umat Islam memperoleh banyak pengetahuan tambahan
dari daerah-daerah yang direbut, terutama dari kota-kota
penting, antara lain pengetahuan filsafat dan ilmu hitung.
Untuk memelihara keutuhan dan perpecahan umat Islam
karena suksesi kepemimpinan, sebagaimana yang pernah ia
saksikan pada masa khalifah sebelumnya, Mu’awiyah
mencalonkan putranya, Yazid, sebagai putra mahkota yang
akan menggatikan kedudukannya jika ia meninggal.
Pencalonan tersebut dilakukannya pada tahun 679. Untuk
menga-mankan pencalonan itu Mu’awiyah melakukan
pendekatan kepada para pemuka masyarakat sehingga
seluruh lapisan masyarakat.
Rencana Mu’awiyah mendapat tantangan dari berbagai
pihak, terutama pemuka-pemuka masyarakat Hejez, seperti
Abdullah bin Umar, Abdurrahman bin Abi Bakar, Husain bin
Ali, dan Abdullah bin Zubair, dan Abdullah bin Abbas.
Penolakan mereka didasari suatu keinginan agar khalifah
yang diangkat tidak melaui penunjukan, melainkan dengan
mustawarah sebagaimana yang pernah dipraktekan oleh
khalifah-khalifah sebelumnya. Sementara itu ada pula yang
tidak berani menolak usul Mu’awiyah misalnya, Al-Mughirah
dan Ziyad dari daerah Kufah dan Basra.
Tokoh-tokoh masyarakat yang dekat dengan Mu’awiyah
tetap mempunyai pandangan yang lebih luas. Mereka
166 | Asep Solikin dan M. Fatchurahman