Page 22 - Catatan Peradaban Islam
P. 22
yang mau mengembara dan mau menjelajahi daerah itu.
Praktis orang zaman dahulu tidak mengenal jazirah Arab,
selain Yaman. Hanya saja letaknya itu telah dapat
menyelamatkan dari pengasingan dan penghuninyapun
dapat bertahan diri.
Pada masa itu orang belum merasa begitu aman
mengarungi lautan guna mengangkut barang dagangan atau
mengadakan pelayaran. Dari peribahasa Arab yang dapat
kita lihat sekarang menunjukkan, bahwa ketakutan orang
menghadapi laut sama seperti dalam menghadapi maut.
Tetapi, bagaimanapun juga untuk mengangkut barang
dagangan itu harus ada jalan lain selain mengarungi bahaya
maut itu. Yang paling penting transpor perdagangan masa
itu ialah antara Timur dan Barat: antara Rumawi dan
sekitarnya, serta India dan sekitarnya.
Jazirah Arab masa itu merupakan daerah lalu-lintas
perdagangan yang diseberanginya melalui Mesir atau
melalui Teluk Persia, lewat terusan yang terletak di mulut
Teluk Persia itu. Sudah tentu wajar sekali bilamana
penduduk pedalaman jazirah Arab itu menjadi raja sahara,
sama halnya seperti pelaut-pelaut pada masa-masa
berikutnya yang daerahnya lebih banyak dikuasai air
daripada daratan, menjadi raja laut. Dan sudah wajar pula
bilamana raja-raja padang pasir itu mengenal seluk-beluk
jalan para kafilah sampai ke tempat-tempat yang berbahaya,
sama halnya seperti para pelaut, mereka sudah mengenal
garis-garis perjalanan kapal sampai sejauh-jauhnya. "Jalan
kafilah itu bukan dibiarkan begitu saja," kata Heeren, "tetapi
sudah menjadi tempat yang tetap mereka lalui. Di daerah
padang pasir yang luas itu, yang biasa dilalui oleh para
kafilah, alam telah memberikan tempat-tempat tertentu
Catatan Peradaban Islam | 15