Page 24 - Catatan Peradaban Islam
P. 24
akan tahan menempuh gunung-gunung tandus yang
memisahkan Tihama dari pantai Laut Merah dengan suatu
daerah yang sempit itu. Kalaupun pada waktu itu ada juga
orang yang sampai ke tempat tersebut-yang hanya mengenal
unta sebagai kendaraan-ia akan mendaki celah-celah
pegunungan yang akhirnya akan menyeberang sampai ke
dataran tinggi Najd yang penuh dengan padang pasir. Orang
yang sudah biasa hidup dalam sistem politik yang teratur
dan dapat menjamin segala kepuasannya akan terasa berat
sekali hidup dalam suasana pedalaman yang tidak mengenal
tata-tertib kenegaraan. Setiap kabilah, atau setiap keluarga,
bahkan setiap pribadipun tidak mempunyai suatu sistiem
hubungan dengan pihak lain selain ikatan keluarga atau
kabilah atau ikatan sumpah setia kawan atau sistem jiwar
(perlindungan bertetangga) yang biasa diminta oleh pihak
yang lemah kepada yang lebih kuat.
Pada setiap zaman tata-hidup bangsa-bangsa
pedalaman itu memang berbeda dengan kehidupan di kota-
kota. Ia sudah puas dengan cara hidup saling mengadakan
pembalasan, melawan permusuhan dengan permusuhan,
menindas yang lemah yang tidak mempunyai pelindung.
Keadaan semacam ini tidak menarik perhatian orang untuk
membuat penyelidikan yang lebih dalam. Oleh karena itu
daerah Semenanjung ini tetap tidak dikenal dunia pada
waktu itu. Dan barulah kemudian - sesudah Muhammad
s.a.w. lahir di tempat tersebut - orang mulai mengenal
sejarahnya dari berita-berita yang dibawa orang dari tempat
itu, dan daerah yang tadinya samasekali tertutup itu
sekarang sudah mulai dikenal dunia.
Tak ada yang dikenal dunia tentang negeri-negeri Arab
itu selain Yaman dan tetangga-tetangganya yang berbatasan
dengan Teluk Persia. Hal ini bukan karena hanya disebabkan
Catatan Peradaban Islam | 17