Page 28 - Catatan Peradaban Islam
P. 28
Ka'bah tetapi gagal, seperti yang akan terlihat nanti dalam
pasal berikut Anak-anak Abraha kemudian menguasai
Yaman dengan tindakan sewenang-wenang. Melihat
bencana yang begitu lama menimpa penduduk, Saif bin Dhi
Yazan pergi hendak menemui Maharaja Rumawi. Ia
mengadukan hal itu kepadanya dan memintanya supaya
mengirimkan penguasa lain dan Rumawi ke Yaman. Tetapi
karena adanya perjanjian persekutuan antara Kaisar
Yustinianus dengan Najasyi tidak mungkin ia dapat
memenuhi permintaan Saif bin Dhi Yazan itu. Oleh karena itu
Saif meninggalkan Kaisar dan pergi menemui Nu'man bin'l-
Mundhir selaku Gubernur yang diangkat oleh Kisra untuk
daerah Hira dan sekitarnya di Irak.
Nu'man dan Saif bin Dhi Yazan bersama-sama datang
menghadap Kisra Parvez. Waktu itu ia sedang duduk dalam
Ruangan Resepsi (Iwan Kisra) yang megah dihiasi oleh
lukisan-lukisan bimasakti pada bagian tahta itu. Di tempat
musim dinginnya bagian ini dikelilingi dengan tabir-tabir
dari bulu binatang yang mewah sekali. Di tengah-tengah itu
bergantungan lampu-lampu kendil terbuat daripada perak
dan emas dan diisi penuh dengan air tawar. Di atas tahta
itulah terletak mahkotanya yang besar berhiaskan batu
delima, kristal dan mutiara bertali emas dan perak,
tergantung dengan rantai dari emas pula. Ia sendiri memakai
pakaian serba emas. Setiap orang yang memasuki tempat itu
akan merasa terpesona oleh kemegahannya. Demikian juga
halnya dengan Saif bin Dhi Yazan.
Kisra menanyakan maksud kedatangannya itu dan
Saifpun bercerita tentang kekejaman Abisinia di Yaman.
Sungguhpun pada mulanya Kisra Parvez ragu-ragu, tetapi
kemudian ia mengirimkan juga pasukannya di bawah
pimpinan Wahraz (Syahrvaraz?), salah seorang keluarga
Catatan Peradaban Islam | 21