Page 225 - Catatan Peradaban Islam
P. 225
Selama masa pemerintahan ayahnya, Al-Mahdi, Harun
Al-Rasyid diperca-yakan dua kali memimpin ekspedisi
militer untuk menyerang Byzantium (779-780 dan 781-782)
sampai kepantai Bosporus. Ia didampingi oleh para pejabat
tinggi dan para jendral veteran. Ia memangku jabatan
gubernur selama dua kali di Assaifah pada tahun 163 H/779
M dan di Maghrib pada tahun 164 H/780 M. Pada tahun 166
H/782 M, khalifah Al-Mahdi mengukuhkannya menjadi
putra mahkota untuk menjadi khalifah sesudah saudaranya
Al-Hadi. Empat tahun kemudian, 15 Rabi’ul awwal 170/14
September 786, Harun Al-Rasyid memproklamasikan diri
menjadi khalifah untuk menggantikan saudaranya yang
meninggal pada tahun 170 H/786 M.
Setelah Harun Al-Rasyid menduduki tahta khilafah
(kekhalifahan), Ia mengangkat Yahya Bin Khalid sebagai
wazir (perdana menteri) untuk menjalankan roda
pemerintahan dengan kekuasan tidak terbatas. Harun Al-
Rasyid berkata kepada Yahya: ”Sungguh aku serahkan
kepadamu urusan rakyat, terapkanlah segala sesuatu
menurut pendapatmu, pecat orang yang patut dipecat, peker-
jakanlah orang yang pantas menurut kamu, dan jalankan
segala urusan menurut pendapatmu ” Keluarga al-Barmak
adalah orang non-Arab pertama yang mendapat kekuasaan
tertinggi dalam urusan pemerintahan Bani Abbas. Keluarga
ini menguasai urusan perintahan sejak tahun 786-803.
Kebijakan keuangan ada berada ditangan keluarga ini.
Pengangkatan wali (gubernur) dan pejabat-pejabat lain
ditetapkan atas usul dan saran keluarga ini kepada khalifah.
Keluarga ini juga ikut menentukan urusan rumah tangga
istana. Setelah Yahya, jabatan wajir dipegang oleh anaknya,
Ja’far. Kejayaan keluarga ini berakhir ketika Harun Al-Rasyid
menghancurkannya pada tahun 803. Ja’far dihukum mati,
218 | Asep Solikin dan M. Fatchurahman