Page 227 - Catatan Peradaban Islam
P. 227

Khalifah  Harun  Al-Rasyid  dan  pejabat-pejabat  negara
            dapat  memperoleh  dan  menikmati  segala  kemewahan
            menurut ukuran jaman itu. Kehidupan rakyat juga makmur.
            Harun Al-Rasyid yang berperawakan tinggi, berkulit putih,
            gemuk  dan  tampan,  mempunyai  wilayah  kekuasaan  yang
            luas, terbentang dari daerah-daerah laut tengah dari sebelah
            barat sampai ke India sebelah timur. Selama masa pemerin-
            tahannya  ia  banyak  menghadapi  banyak  pemberontakan,
            seperti pembe-rontakan kaum Muhajirin Khawarij pimpinan
            Walid Bin Tahrif (794), Musa Al Kadzim (799), dan Yahya bin
            Abdullah bin Abi Taglib (792). Idris, saudara Yahya berhasil
            melarikan diri ke Maghrib dan berhasil mendirikan kerajaan
            *Idrisiyah  di  Maroko  (799).  Pemberontakan  Raf’i,  Al  Lais
            baru dapat dipadamkan pada masa *Al-Ma’mun (813-833).
            Untuk  mengatur  keadaan  di  Afrika  Utara,  Al-Rasyid
            mengangkat  Ibrahim  bin  Aglab  sebagai  gubernur  turun-
            temurun (800), yang kemudian menjadi dinasti Aglabiyyah.
            Ia  juga  mengadakan  hubungan  dengan  negeri-negeri  non-
            Islam. Menurut sumber barat, ia pernah mengadakan tukar
            menukar  duta  besar  dengan  Karel  Agung  (742-814).
            Menurut sumber Cina ia pernah mengirim utusan ke Cina.
                 Usaha  terpenting  Harun  Al-Rasyid  yang  membawa
            namanya  kepuncak  kemasyhuran  adalah  perhatian  yang
            tinggi  terhadap  pengembangan  ilmu  pengetahuan  dan
            peradaban Islam dengan mencapai taraf yang belum pernah
            dicapai sebelumnya. Ia mendirikan *Baitul Hikmah sebagai
            lembaga  penerjemah.  Pada  masa  putranya,  Al-Ma’mun,
            fungsinya  diperluas  menjadi  lembaga  perguruan  tinggi,
            perpustakaan dan penelitian. Lembaga ini memiliki beribu-
            ribu buku ilmu pengetahuan dalam berbagai disiplin ilmu. Ia
            mendirikan  majelis  al-Manakarah,  lembaga  pengkajian
            masalah keagamaan yang diselenggarakan dirumah-rumah


            220 | Asep Solikin dan M. Fatchurahman
   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231   232