Page 294 - Catatan Peradaban Islam
P. 294

Aristoteles.  Menurut Al-Ahwani,  pengarang Al-Falsafah  Al-
               Islamiyah,  besar  kemung-kinan  gelar  “Guru  Kedua”  (al-
               mu’alim at-tsani) yang disandang Al-Farabi diberikan orang
               karena kemasyhurannya dalam bidang ilmu mantiq. Dialah
               orangnya  yang  pertama  kali  memasukkan  ilmu  logika  ke
               dalam kebudayan Arab sebagaimana Aristoteles mendapat
               gelar  Guru  Pertama  karena  dialah  yang  pertama  kali
               menemukan ilmu logika dengan meletakkan dasar-dasarnya.
                   Di  bidang  filsafat,  Al-Farabi  tergolong  ke  dalam
               kelompok  filosof  kemanu-siaan  seperti  akhlaq  (etika),
               kehidupan intelektual, politik dan seni.
                   Filsafat  Al-Farabi  sebenarnya  merupakan  campuran
               dari  filsafat  Aristoteles  dengan  Neo  Plato  dengan  fikiran
               keIslaman yang jelas dan corak aliran Syiah Imamiah. Dalam
               soal filsafat dan mantiq, ia mengikuti pemikiran-pemikiran
               Aristoteles, sedang-an dalam lapangan metafisika, mengikuti
               jejak Plotinus (205-270), seorang tokoh Neoplatoinisme. Al-
               Farabi berkeyakinan penuh bahwa antara agama dan filsafat
               tidak terdapat pertentangan karena sama-sama membawa
               kepada  kebenaran.  Namun  demikian,  ia  tetap  berhati-hati
               atau bahkan khawatir kalau-kalau filsafat itu membuat iman
               seseorang menjadi rusak, dan oleh karena itu ia berpendapat
               seyogyanya  di  samping  dirumuskan  dengan  bahasa  yang
               samar,  filsafat  juga  hendaknya  jangan  sampai  bocor  ke
               tangan orang awam.

                   Di  antara  pemikiran  filsafat  Al-Farabi  yang  terkenal
               adalah penjelasannya tentang emanasi (al-faid), yaitu teori
               yang  mengajarkan  tentang  proses  urutan-urutan  kejadian
               suatu  wujud  yang  mungkin  (alam  makhluk)  dari  zat  yang
               wajib (Al-Wujud). Menurut Al-Farabi Tuhan adalah fikiran
               yang bukan berupa benda. Segala sesuatu keluar memancar


                                                 Catatan Peradaban Islam | 287
   289   290   291   292   293   294   295   296   297   298   299